Welcome to My Blog
animasi blog

Wawancara Melalui Acara TV

Inspirasi dalam Mencapai Goal Kehidupan

Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pasti mengetahui bagaimana cara berbicara di depan publik. Berbicara jenis ini disebut berbicara kelompok. Salah satu jenis berbicara kelompok yang akan saya uraikan adalah wawancara. Menurut KBBI edisi ke-5, wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang (pejabat dan sebagainya) yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi.
Salah satu tayangan televisi yang bisa dikategorikan ke dalam berbicara kelompok jenis wawancara adalah Kick Andy. Pada hari Jumat, 14 April 2017, pukul 20.05 WIB, acara Kick Andy mengambil topik “Lentera Kehidupan”. Acara tersebut dilakukan di studio Metro TV. Ada empat narasumber yang diundang dalam acara tersebut, yaitu Rudhy Wedhasmara (Ketua Yayasan Orbit Surabaya) yang dulunya merupakan pecandu narkoba, Benyamin Lumy (Ketua Pengurus Kampus Diakonia Modern),  Nelson Wonda (Relawan Uni Papua), dan Gabriel Edoway (pemain Uni Papua). Acara tersebut juga dihadiri oleh penonton acara Kick Andy dan segenap kerabat-kerabat dari narasumber yang diundang.
Profil umum acara Kick Andy, Kick Andy merupakan sebuah acara talkshow di Metro TV yang dipandu oleh Andy F. Noya. Kick Andy tayang setiap hari Jumat pukul 20.05 WIB (durasi 90 menit) dan tayangan ulangnya dapat disaksikan pada hari Sabtu pukul 13.30 WIB. Acara tersebut disiarkan di studio Metro TV. Pembagian kerja yaitu executive produser: Rachmayant; senior produser: Agus Pramono, dan Kumala Dewi; Produser: Anastasya; production assistant: Indri Nababan, Ajie S., Imam S., Hadi; riset: Maria S., Cindy A.; dan reporter: Rani dan Rojie.
Acara Kick Andy menyajikan perbincangan (dialog) ringan yang membahas hal-hal tertentu yang dipandang bermanfaat bagi penonton di studio dan pemirsa di seluruh tanah air. Narasumber yang diundang adalah orang-orang yang sudah berpengalaman dan mengabdikan dirinya untuk memajukan Indonesia menjadi lebih baik.
Berikut Ulasan tayangan acara Kick Andy. Narasumber yang pertama adalah Rudhy dari Surabaya. Rudhy dan empat orang rekannya mendirikan Yayasan Orbit untuk memberikan pendampingan dan penyuluhan kepada para pengguna narkoba. Rudhy dulunya adalah pecandu narkoba. Rudhy mengakui bahwa dirinya sudah kecanduan rokok sejak masih TK, seperti kutipan dialog berikut, “Saya dulunya adalah pecandu narkoba. Awalnya sejak TK saya sudah pecandu rokok. Saya hidup di lingkungan yang memberikan efek buruk. Saat SD, saya bergaul dengan kakak saya dan teman-temannya. Saya menjadi pesuruh bagi mereka, seperti disuruh beli rokok, siapkan gelas untuk minum-minum, dan beli narkoba.  Dari situlah saya mulai menjadi pecandu narkoba.” Rudhy mengaku hanya menjual sabu dan ganja. Bahkan yang lebih mengejutkan Rudhy pernah menjadi bandar narkoba. Setelah sadar dan pernah dipenjara, Rudhy dan empat kawannya membangun Yayasan Orbit untuk membantu korban pecandu narkoba. Alasan dia mendirikan tempat itu karena dia tidak ingin korban pecandu narkoba mengalami kegagalan hidup hanya karena narkoba, dia ingin mengulurkan tangannya untuk membantu mereka yang masih bisa disembuhkan dari kecanduan narkoba. Yayasan Orbit yang didirikan olehnya sudah ada sejak tahun 2006. Di sana para pecandu narkoba diberikan pendidikan mengenai kesehatan, seperti bahaya narkoba. Di sana juga diajarkan aktivitas bermanfaat untuk mengalihkan diri dari pemakain narkoba, yaitu dengan berkarya musik, melakukan peternakan kambing, dan sepak bola. Harapan dari Rudhy, dia menyarankan,  untuk menyembuhkan para pecandu narkoba bisa dilakukan dengan pendekatan-pendekatan yang lebih manusiawi, yaitu melalui rehabilitasi. Penyelesaian secara hukum tidak akan meyelesaikan masalah tersebut, melalui bentuk komunikasi dan perhatian khusus akan membantu mereka yang terpuruk menjadi lebih baik dan bisa kembali hidup normal tanpa narkoba lagi.
Narasumber kedua, Benyamin Lumy (Ketua Kampus Diakonia Modern), dia meneruskan usaha ayahnya, yang dulunya adalah pegawai TELKOM yang memutuskan meninggalkan pekerjaan demi tawaran menjadi pendeta, dan kemudian memilih untuk turun ke jalan membantu mereka yang membutuhkan. Kampus Diakonia berada di Kampung Rawakaso, Cileungsi-Bogor, Jawa Barat. Kampus ini merupakan tempat belajar untuk anak-anak dan para gelandangan di jalan-jalan. Di kampus ini diajarkan hal penting mengenai nilai kehidupan tentang hidup bersama, saling membantu, saling meghargai dan berbagi.
Kampus ini mengajarkan tentang pelatihan life skill dan memupuk jiwa kewirausahaan. Dimulai ada pelatihan menjadi supir mobil, pelatihan komputer, pelatihan memasak, menjahit, ilmu permesinan, dan lainnya. Saat ini kampus tersebut memiliki 59 anak didik, 80% yang merupakan anak jalanan dan 20% anak-anak yatim piatu. Semua pengajaran yang dilakukan oleh kampus tersebut memperoleh biaya dari sumbangan orang-orang.
Mengenai asal pembuatan kampus tersebut dijelaskan melalui kutipan dialog berikut, “Pembangunan kampus dimulai sejak tahun 1972. Awalnya pendirian kampus kekurangan biaya, ayah saya hanya meminjam tanah kosong yang kemudian didirikan bangunan yang zaman sekarang orang menyebutnya rumah gadang dari kayu-kayu bekas. Setelah itu ayah saya turun ke jalan dan berhasil mengumpulkan anak-anak jalanan. Barulah tahun 1978 ayah bisa membeli tanah untuk pembangunan kampus yang lebih layak.”
Anak-anak yang sudang dianggap menyelesaikan pendidikannya di kampus ini akan diberikan program magang. Pada tahun pertama mereka diikutkan pelatihan di BLK. Tahun kedua dan ketiga mereka siap diterjunkna ke perusaahan atau tempat kerja sesuai keahlian mereka masing-masing. Di kampus ini juga diajarkan mengenai pendidikan olahraga, misalnya sepak bola. Melalui sepak bola, Beny mengajarkan untuk apa dan bagaimana menjalani hidup ini, hidup ini memiliki tujuan yang jelas. Jika hidup saja tidak punya tujuan yang jelas maka diakhir nanti tidak aga goals yang didapat. Bukti dari kesuksesan bidang olahraga adalah adanya satu anak yang terpilih untuk dikirim ke Brazil. Ketika ditanya harapan untuk kampus, Beny menjawab, “Saya dan teman-teman ingin lebih mengembangkan koperasi sebagai wadah untuk mengembangkan jiwa interpreneurship anak-anak, alumni, dan relawan sehingga mereka bisa mempunyai perkerjaan yang menunjang.”
Narasumber ketiga sekaligus keempat yaitu Nelson Wonda (relawan Uni Papua) dan Gabriel Edoway (pemain Uni Papua). Uni Papua adalah organisai sepak bola yang didirikan sejak tahun 2010 di Jayapura. Organisai ini digunakan sebagai tempat untuk menyalurkan bakat dan sebagai media sosialisasi narkoba, penyakit HIV dan AIDS. Selain itu, juga diajarkan tentang pendidikan karakter dan nila-nilai kemanusiaan.
Nelson menjadi relawan yang mengajarkan sepak bola, dia dulunya adalah pemain sepak bola. Sedangkan Gabriel, yang merupakan pemain Uni Papua mengaku mengikuti Uni Papua karena menganggap organisasi ini baik, berikut kutipannya, “Saya senang dan tertarik ikut organisasi ini karena saya menganggap organisasi ini memberikan banyak manfaat. Di sana diajarkan bagaimana menghargai tim lawan dan menghormati orang lain yang bukan berasal dari daerah kita agar kita tetap satu dalam keberagaman Indonesia.” Awal pembentukan organisasi dijelaskan oleh Harry Wijaya (Ketua Uni Papua), “Saya mengambil alih sekolah sepak bola yang mau tutup karena masalah biaya. Tahun 2012, kami menantang Singapura, hasilnya kami menang dua kali. Tahun 2014, Viva mengabarkan bahwa kami direstui sebagai anggota dari Indonesia untuk gerakan Football for Home.”
Nelson menjelaskan bahwa dalam bersosialisasi masih memiliki kendala, yaitu kurangnya kinerja tim sosialisasi, jarak tempat yang satu dengan lainnya yang cukup jauh, dan medan di Papua yang cukup sulit. Ketika ditanya mengenai harapan untuk Uni Papua, Nelson menjawab, “Saya dan teman-teman rewalan ingin lebih menenamkan nilai-nilai kehidupan positif supaya di mana pun mereka berada, mereka selalu punya nilai-nilai yang baik untuk kehidupannya.”
Keunggulan acara Kick Andy, pertama, isi dari materi yang disampaikan bagus, memberikan inspirasi, dan pelajaran kepada semua orang . Kedua, Andy sebagai host dalam menyampaikan wawancara kepada narasumber menggunakan teknik bicara dan tempo yang baik, sehingga bisa dijadikan bahan pembelajaran yang bermanfaat. Ketiga, dari segi tata bahasa yang dibawakan, Andy menggunakan bahasa yang santai dan mudah dimengerti, sehingga dapat dijadikan contoh bagaimana cara tata bahasa yang benar saat membawakan acara. Dan pada akhir acara biasanya Andy akan membagikan buku secara gratis yang didapat dari sponsor. Sedangkan kekurangan dari acara ini adalah jam tayang yang malam, hal ini menyebabkan sedikitnya presentasi penonton televivi yang ingin menonton acara tersebut.
Acara Kick Andy termasuk ke dalam contoh berbicara kelompok jenis wawancara. Kick Andy merupakan sebuah acara talkshow di Metro TV yang dipandu oleh Andy F. Noya. Kick Andy tayang setiap hari Jumat pukul 20.05 WIB dan tayangan ulangnya dapat disaksikan pada hari Sabtu pukul 13.30 WIB. Acara tersebut disiarkan di studio Metro TV. Acara Kick Andy menyajikan perbincangan (dialog) ringan yang membahas hal-hal tertentu yang dipandang bermanfaat bagi penonton di studio dan pemirsa di seluruh tanah air. Narasumber yang diundang adalah orang-orang yang sudah berpengalaman dan mengabdikan dirinya untuk memajukan Indonesia menjadi lebih baik.
Acara Kick Andy sangat cocok untuk dipertontonkan di layar televisi. Acara ini memberikan banyak manfaat, juga bisa dijadikan media pembelajaran bagi generasi penerus untuk mencontoh perbuatan-perbuatan hebat yang telah dilakukan oleh para narasumber. Acara Kick Andy harus mempertahankan keunggulannya dalam menyajikan talkshow yang menginspirasi, agar tetap menjadi tayangan favorit. Dan diperlukan mengadakan segmen baru yang lebih unik dan merangsang daya tarik dari segala jenis usia audien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ulasan Cerpen Gadis Beralis Tebal Bermata Cemerlang Karya A. Mustofa Bisri

 Ilustrasi oleh Wayan Kun Adnyana/Kompas Cerpen berjudul “Gadis Kecil Beralis Tebal Bermata Cemerlang" karya A. Mustofa Bisri ...